Jumat, 11 November 2011

Membedah Kasus Collibacillosis pada Ayam


 

Membedah Kasus Collibacillosis pada Ayam

Pada pemeriksaan keadaan umum ditemukan daerah sekitar kloaka berdarah, hal ini mungkin disebabkan oleh trauma dan konjungtivitis yang ditandai oleh adanya discharge pada mata yang mungkin disebabkan oleh infeksi E coli. Setelah rongga tubuh dibuka terlihat adanya kumpulan cairan berwarna merah (hemoasites), namun hal ini diduga merupakan proses normal dari autolisis karena hewan mati tidak disembelih dan sel darah mengalami lisis dan merembes ke rongga tubuh (diperkuat oleh tidak terjadi gumpalan darah).
            Banyaknya eksudat yang terdapat pada traktus respiratorius (trakhea, sinus hidung. choane dan air sac) merupakan salah satu respon terhadap infeksi agen penyakit dengan salah satu gejala bahwa hewan mengalami sesak nafas. Dalam  kasus ini diduga agen yang menyerang adalah E Coli. E coli sering menginfeksi saluran pernafasan ayam. Penyakit ini bisa menyerang secara tunggal atau sebagai penyakit ikutan. Collibacillosis terjadi pada semua tipe ayam dan segala umur. Akibat penyakit ini ayam mengalami sakit parah tetapi pada kasus ini hanya terdapat satu ekor ayam yang sudah mengalami kejadian infeksi kronis, seperti adanya eksudat perkejuan pada oviduct (salphingitis). Collibacillosis ini terjadi terutama pada ayam yang dipelihara di farm yang memiliki standar sanitasi yang sangat rendah. Infeksi sering terjadi pada ayam muda. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah coligranuloma (peradangan granuloma), peritonitis, salphingitis, cynovitis, omphalitis dan airsacculitis. Pada kejadian ini gejala yang terlihat adalah peritonitis (2/6), salphingitis (1/6) dan airsacculitis (3/6). Penyakit ini biasanya terjadi pada umur 3-7 minggu dan puncaknya terjadi pada umur 5-6 minggu.
Pada dua ekor ayam yang mati tanpa disembelih terlihat paru-paru berwarna merah kehitaman, hal ini diduga merupakan proses normal post mortem karena posisi berbaring saat ataupun setelah mati pada salah satu sisi tubuh, karena tidak ditemukan adanya kelainan atau perubahan setelah dilakukan insisi.
Penyebaran penyakit collibacillosis dapat terjadi melalui kotoran, udara, debu, air dan lingkungan yang telah terkontaminasi E coli. Kejadian ini disebabkan karena E coli terdapat di saluran pencernaan unggas sehingga akan mudah dikeluarkan bersamaan dengan kotoran (feses). Dengan lingkungan yang terkontaminasi E coli, populasi dari E coli pada saluran pencernaan meningkat hingga level yang dapat menyebabkan E coli menjadi agen yang bersifat patogen dalam tubuh. Hal ini juga mungkin disebabkan karena ayam mengalami imunosupresive. Imunosupresive ini diduga diakibatkan oleh paparan virus pada ayam sebelumnya yaitu live vaksin ND. Dugaan ini diperkuat oleh terjadinya enteritis hemorhagika,  bursitis dan hemorhagi pada seka tonsil.
Warna hijau pada proventrikulus dan gizzard (1/6) diduga karena ayam tidak mendapatkan asupan makanan yang menyebabkan cairan empedu merembes naik ke proventrikulus dan gizzard (karena gerakan antiperistaltik) dan mewarnai isinya. Ini dibuktikan oleh kekosongan atau tidak adanya isi makanan pada tembolok (6/6). Terjadi vasa injeksio sepanjang saluran intestine yang mengindikasikan adanya peradangan. Hal ini diperkuat dengan adanya hemoragi pada usus halus, usus besar, sekum, dan seka tonsil (perkejuan), serta hemoragi pada pankreas. Pada hati dan limpa terlihat membengkak dan merah hitam, dan di hati ditemukan adanya perihepatitis dan nekrosis multifokal pada permukaannya.
E coli merupakan bakteri yang menyukai serous salah satunya terjadi di perikard sehingga terjadi perikarditis. Perikarditis yang berkelanjutan akan menginfeksi epikard jantung sehingga terjadi hemoragi pada epikard.
Pada bursa fabrisius ditemukan eksudat katharal yang mengindikasikan adanya infeksi pada ayam.

Daftar Pustaka

Fadilah, Roni dan Agustin Polana. 2004. Aneka Penyakit pada Ayam dan Cara Mengatasinya. Jakarta: Agromedia Pustaka
Murtidjo, Bambang Agus.1999. Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Tabbu, Charles Rangga. 2000. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya, Penyakit Bakterial, Mikal dan Viral. Yogyakarta: Penerbit kanisius